Sahabat ku
yang malang
Angin
berhembus sangat kencang, langit gelap gulita seperti akan hujan. Pada siang
itu aku berdiri di halte bus untuk menunggu bus. Aku sedang menengok ke samping
terlihat seorang wanita yang mengendong bayi dan membawa tampah, bajunya sangat
lusuh seperti tidak diganti selama berhari hari. Dia berjalan ke arah ku dia
semakin dekat setelah aku perhatikan ternyata dia adalah devi teman SD ku dulu.
Akupun bertanya padanya
”Devi, lama
ya kita tidak berjumpa?’’. Tanya ku
’’iya apa kabar
kamu ?’’jawabnya
’’aku baik
baik saja, bagaimana dengan mu?’’tanya ku kembali
’’aku juga
baik’’.jawabnya
’’ngomong-ngomong
sedang apa kamu disini?’’tanya ku
’’aku sedang
berjualan gorengan.’’katanya
’’lalu
dimana suami mu kenapa kau jadi seperti ini bukankah dulu kau anak yang relatif
kaya?’’ kata ku
’’ya
beginilah nasib ku sekarang’’ kata devi
’’bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?’’ tanya ku
’’Begini ceritanya dulu setelah kita lulus SD aku di
jodohkan oleh orang tua ku dengan laki-laki yang tidak aku cintai, bahkan aku
tidak mengenalnya sama sekali. Setelah beberapa bulan aku menikah dengannya,
bisnis ayah ku semakin hari semakin menurun samapi suatu saat bisnis ayah kupun
bangkrut sampai dia tidak memiliki apa-apa lagi. Setelah mengetahui ayah ku bangkrut
suamiku sering marah-marah dan menyiksaku tanpa sebab dan setiap hari dia
mabuk-mabukan jarang pulang selalu meminta uang padaku untu bersenang-senang.
Jika aku tidak memberinya uang dia akan menghajarku. Setelah beberapa lama ayah
dan ibu ku datang ke rumah ku mereka ingin tinggal bersama kami. Setelah
beberapa lama aku mengetahui bahwa suamiku hanya menginginkan harta orang tua
ku. Setelah itu suamiku pergi berminggu-minggu dia tidak pulang. Kemana
suamiku ?’’ tanyaku. Suatu malam yang gelap gulita aku mendengar suara
orang mengetuk pintu rumah ku. Aku membuka pintu itu alangkah terkejutnya
hatiku, suamiku kembali dengan keadaan yang sangat mengenaskan, bajunya
berlumuran darah, tulang kakinya patah dan wajahnya sangat malang. Keesokan
harinya aku bangun aku terkejut karna ada dua orang didepan rumahku badanya
besar dan kekar mereka seorang penagih hutang. Mereka memintaku untuk melunasi
semua hutang suamiku. Saat itu aku sadar bahwa suamiku kembali dengan membawa
hutang. Ayah dan ibuku menyesali kenapa dulu mereka menjodohkan ku padanya.
’’nok
maafkan ayah dan ibu karna telah membuat mu menderita seperti ini’’. Kata
mereka
’’tidak
ayah, ibu mungkin ini adalah cobaan dari Allah untuk ku’’. Jawab ku
’’tapi
seandainya jika ayah tidak memaksamu menikah dengannya semua ini tidak mungkin
terjadi’’. Kata ayahku
’’sudalah
ayah semua ini sudah terjadi kita jalani saja’’. Kataku. Sampai saat ini
kondisiku begini. Inilah kondisiku sekarang andien’’.
’’eh sudsh
sore aku pulang dulu ya dev’’kataku
’’baiklah
aku juga ingin pulang’’ kata devi.
Buspun
datang dan aku pergi meningalkan dia di halte sendirian dengan wajah yang
mengenaskan, dan awan yang mendung dia duduk di bangku halte dengan kerumunan
orang-orang yang berdiri yang tidak mengangapnya.