Selasa, 19 November 2013

sahabat ku yang malang



Sahabat ku yang malang



Angin berhembus sangat kencang, langit gelap gulita seperti akan hujan. Pada siang itu aku berdiri di halte bus untuk menunggu bus. Aku sedang menengok ke samping terlihat seorang wanita yang mengendong bayi dan membawa tampah, bajunya sangat lusuh seperti tidak diganti selama berhari hari. Dia berjalan ke arah ku dia semakin dekat setelah aku perhatikan ternyata dia adalah devi teman SD ku dulu. Akupun bertanya padanya
”Devi, lama ya kita tidak berjumpa?’’. Tanya ku
’’iya apa kabar kamu ?’’jawabnya
’’aku baik baik saja, bagaimana dengan mu?’’tanya ku kembali
’’aku juga baik’’.jawabnya
’’ngomong-ngomong sedang apa kamu disini?’’tanya ku
’’aku sedang berjualan gorengan.’’katanya
’’lalu dimana suami mu kenapa kau jadi seperti ini bukankah dulu kau anak yang relatif kaya?’’ kata ku
’’ya beginilah nasib ku sekarang’’ kata devi
’’bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?’’ tanya ku
’’Begini ceritanya dulu setelah kita lulus SD aku di jodohkan oleh orang tua ku dengan laki-laki yang tidak aku cintai, bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali. Setelah beberapa bulan aku menikah dengannya, bisnis ayah ku semakin hari semakin menurun samapi suatu saat bisnis ayah kupun bangkrut sampai dia tidak memiliki apa-apa lagi. Setelah mengetahui ayah ku bangkrut suamiku sering marah-marah dan menyiksaku tanpa sebab dan setiap hari dia mabuk-mabukan jarang pulang selalu meminta uang padaku untu bersenang-senang. Jika aku tidak memberinya uang dia akan menghajarku. Setelah beberapa lama ayah dan ibu ku datang ke rumah ku mereka ingin tinggal bersama kami. Setelah beberapa lama aku mengetahui bahwa suamiku hanya menginginkan harta orang tua ku. Setelah itu suamiku pergi berminggu-minggu dia tidak pulang. Kemana suamiku ?’’ tanyaku. Suatu malam yang gelap gulita aku mendengar suara orang mengetuk pintu rumah ku. Aku membuka pintu itu alangkah terkejutnya hatiku, suamiku kembali dengan keadaan yang sangat mengenaskan, bajunya berlumuran darah, tulang kakinya patah dan wajahnya sangat malang. Keesokan harinya aku bangun aku terkejut karna ada dua orang didepan rumahku badanya besar dan kekar mereka seorang penagih hutang. Mereka memintaku untuk melunasi semua hutang suamiku. Saat itu aku sadar bahwa suamiku kembali dengan membawa hutang. Ayah dan ibuku menyesali kenapa dulu mereka menjodohkan ku padanya.
’’nok maafkan ayah dan ibu karna telah membuat mu menderita seperti ini’’. Kata mereka
’’tidak ayah, ibu mungkin ini adalah cobaan dari Allah untuk ku’’. Jawab ku
’’tapi seandainya jika ayah tidak memaksamu menikah dengannya semua ini tidak mungkin terjadi’’. Kata ayahku
’’sudalah ayah semua ini sudah terjadi kita jalani saja’’. Kataku. Sampai saat ini kondisiku begini. Inilah kondisiku sekarang andien’’.
’’eh sudsh sore aku pulang dulu ya dev’’kataku
’’baiklah aku juga ingin pulang’’ kata devi.
Buspun datang dan aku pergi meningalkan dia di halte sendirian dengan wajah yang mengenaskan, dan awan yang mendung dia duduk di bangku halte dengan kerumunan orang-orang yang berdiri yang tidak mengangapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar